Sumbar I
Di Sini Di Sumbar Ini
Telah kembali Gersang
Tiada lagi pepohon Rendang
Yang Tinggal Hanya Puing-Puing
Ditelan Kemarau Masa
Di Sini Di sumbar Ini
Tiada Lagi Kuntum Segar Berkembang
Menghiasi Sanggol Gadis Pingitan
Wangian Semerbaknya Telah Hilang
Yang Tinggal Hanya Nama
Ingin Aku
Menjadi Titik-Titik Hujan
Menyirami Padang Gersang itu
Agar Tumboh Kembali
Pepohon Rendang
Buat Bertedoh
Dari Kemarau Masa
Ingin Aku
Menjadi Titik-Titik Embun
Membasahi negeri Gersang Itu
Agar Kembali Kembang
Kuntum-Kuntum Berbunga
Menghiasi Sanggol Gadis Pingitan
Mewangi Pelusok Taman.
(
Sumbar II
Tersungkur Ego Dan Kibir Ku
Melihat Si Buta Meraba-Raba
Menadah Tangan Kosong
Tersungkur Ujub Dan Sumaah Ku
Melihat Si Kudong Merangkak-Rangkak
Menadah Tempurong Berlubang
Kasihan Si Buta Itu!
Kasihan Si Kudong Itu!
Oh Tuhan!
Mereka Tidak Seperti Ku
Bisa Melihat Tidak Meraba
Bisa Berjalan Tidak Merangkak
Dengan Tongkat Kalam Suci Mu
Dengan Bekalan Sabdaan Jungjungan Mu
Aku Bisa Berdiri Dan Belari
Ingin Ku Beri Tongkat
Dan Bekalan Milek Ku Itu
Pada Si Buta
Agar Tidak Meraba
Bisa Berjalan
Dengan Tangan Penoh Kasturi
Pada Si Kudong
Agar Tidak Merangkak
Bisa Berdiri
Dengan Bejana Emas Tersimpan
Berjalan Beriringan Dengan Ku
Menuju Mahligai Redha Mu.
(
Sebenarnya sumbar adalah tempat lahir berbagai ulama besar di
Insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar